Tag

, , , , , , , , , ,

Pasien pertama saya setelah lulur pendidikan spesialis urologi adalah BPH.

Seorang laki-laki usia 72 tahun datang dengan tidak dapat kencing. Sejak sekitar 6 jam sebelumnya pasien tidak dapat kencing.

2 hari sebelum masuk UGD RS akademik pasien tak dapat kencing dan dipasang kateter di RS** * (rumah sakit pemerintah). Saat itu keluar kencing banyak (volume ? cc) berwarna kuning jernih. Pasien disarankan operasi tetapi masih fikir-fikir. Kemudian pasien dipulangkan dengan kateter dilepas. Kemudian pasien dapat kencing lagi.

Hari masuk RS Akademik: 6 jam sebelum masuk RS pasien tidak dapat kencing meskipun sudah mengejan. Kemudian pasien menuju RS Akademik UGM. Bertemu dengan rekan saya dr…. dan dipasang kateter uretra. Keluar urine kuning jernih sekitar 350 cc. Plonggggggggg rasanya dapat kencing lagi.

Kemudian dilakukan cek komponen darah, alhamdulillah semua masih baik BUN dan Creatinin masih baik pula. Cek TPSA ada hasil 2 hari setelah masuk RS Akademik  dengan kadar normal.

Prostat bapak ini sudah membesar, saya sarankan operasi prostat terbuka. Pasien dan keluarga setuju setelah saya berikan informasi mengenai penyakit dan kelanjutan penyakit jika tidak dioperasi. Efek samping dan resiko operasi juga kami sampaikan.

Di rumah saya bercerita kepada istri saya (kebetulan residen dokter Jantung pembuluh darah) kalo saya mau melakukan operasi prostat terbuka. Usia pasien ini 72 tahun dengan Hipertensi (190/90mmHg). Spontan istri saya memarahi saya. Katanya operasi pertama kok sulit dan beresiko, sudah pasiennya tua dengan hipertensi lagi. Tetapi ya memang kondisi pasien seperti itu dan butuh pertolongan mau gimana lagi heheheheh. Sing penting niate nulung uwong loro….

prinsip saya:

1. informasi saya berikan semua sejujurnya, kalau sudah jelas dan akhirnya menolak ya sudah. paling tidak saya sudah jujur.

2. pasien datang segera dioperasi tidak perlu tambah hari jika memang tidak terpaksa.

Operasi saya lakukan hari sabtu. Operasi berjalan lancar. Ketika saya cek kadar hemoglobin darah tamapak adanya penurunan 1 gr% (dari 15 menjadi 14). Sehingga tidak perlu koreksi/transfusi.

Kateter yang saya pasang mengalir jernih sejak hari operasi hingga hari dilepas. Drain sisa darah total selama terpasang sekitar 17,5 cc.

Pasien saya pulangkan dengan tagihan yang saya katakan mungkin paling murah se jogja hehehehhee.

13 hari setelah operasi pasien kontrol. ” Pak dokter saya dapat kencing lagi, puas pak, aliran kencing saya deras.” Alhamdulallah bisik saya dalam hati, maunya sih berteriak horeeeeeeeeeeeeee tapi kan malu. Yang saya fikirkan adalah apakah beser atau tidak. Maka saya bertanya ” Pak apakah dari alat kelamin rembes kencing?”. Pasienku menjawab “Tidak pak dokter”. “Bisa nahan kencing pak?” tanyaku selanjutnya. “Bisa dok, terimakasih dokter”.

SERASA DUNIAKU BERSORAK KERAS-KERAS “ALHAMDULILLAH, terimaksih ya Allah pasienku sembuh tanpa keluhan”.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada operasi prostat setelah operasi yang sering dikeluhkan pasien:

1. Kencing masih tidak lancar.

2. kencing lancar tetapi rembes kencing di ujung kelamin.

Setelah benang dicabut semuanya pasien melenggang pulang. Saya pesankan agar tidak boleh:

1. berhubungan suami istri minimal 1bulan setelah operasi.

2. jangan angkat berat ataupun naik tangga dalam 1 bulan ini.

3. jika batuk segera ke dokter.

4. jika ada keluhan segera hubungi saya (wikan)

 Hasil pemeriksaan patologi anatomi adalah pembesaran prostat jinak dengan fokus prostatitis.

Semoga ini menjadi amal ibadah.