Tag
BPH, jinak, open, prostat, prostatektomi, PSA, testosteron, transisional, TUEP, TURP, TUVP, urethra, uretra, zona
- selama sebulan terakhir seberapa sering tidak lampias setelah kencing? (beri skor 0 hingga 5)
- selama sebulan terakhir seberapa sering kencing kurang dari 2 jam? (beri skor 0 hingga 5)
- selama sebulan terakhir seberapa sering anda kencing terputus-putus? (beri skor 0 hingga 5)
- selama sebulan terakhir seberapa sering anda sulit menahan kencing? (beri skor 0 hingga 5)
- selama sebulan terakhir seberapa sering pancaran kencing lemah? (beri skor 0 hingga 5)
- selama sebulan terakhir seberapa sering anda harus mengedan untuk mulai kencing (beri skor 0 hingga 5)
- selama sebulan terakhir seberapa sering anda harus bangun saat malam hari untuk kencing (beri skor 0 hingga 5)
Setelah menjawab dan menghitung skor tersebut maka:
Jika skor 0 hingga 7 digolongkan ringan dan dilakukan perubahan gaya hidup dengan terus diamati
apakah terjadi perburukan keluhan.
Jika skor 8 hingga 19 digolongkan keluhan sedang diterapi dengan obat-obatan.
Jika skor 19 hingga 35 digolongkan keluhan berat dengan terapi operatif.
2. pemeriksaan fisik yang akan dilakukan oleh dokter.
3. USG prostat, untuk menguukur volume prostat dan seberapa besar prostat masuk ke kandung kencing.
Volume prostat tidak berhubungan dengan beratnya keluhan, artinya mungkin volume prostat yang kecil
tetapi sangat menyumbat.
4. uroflowmetri, jika kecepatan aliran kencing maksimal lebih dari 15 ml/detik berarti aliran masih baik, jika
kecepatan kurang dari 10 ml/ detik perlu dilakukan operasi.
5. kadar PSA total. kadar PSA lebih dari 10ng/dL kemungkinan kanker prostat, antara 4 hingga 10ng/dL
perlu dilakukan biopsi (pengambilan sampel jaringan). Dan jika kurang dari 4ng/dL kemungkinan besar
BPH.
Indikasi operasi pada pasien BPH adalah:
1. retensio urine berulang.
2. gangguan fungsi ginjal karena hambatan aliran urine karena pembesaran prostat.
3. hematuria (kencing darah baik yang makroskopis atau mikroskopis) karena pembesaran prostat.
4. infeksi traktus urinarius berulang karena pembesaran prostat.
5. batu saluran kencing oleh karena pembesaran prostat.
6.perubahan fisiologi dan anatomis proksimal dari prostat dan kandung kemih (divertikel, hidronefrosis dll)
7. gagal atau menolak terapi medikamentosa.
8. hernia, hemmorhoid karena mengejan saat kencing.
1. open prostatektomi (operasi terbuka).
2. TURP (Trans Urethral Resection of Prostate)
3. TUNA (Trans Urethral Needle Ablation)
4. TUVP (Trans Urethral Vaporization of Prostate) dan lain sebagainya.